Pemandirian Perempuan Melalui Pendidikan Non Formal

Pemandirian Perempuan Melalui Pendidikan 
Non Formal
Oleh : Tri Fatchur Rohman


         Tingginya angka kematian ibu adalah salah satu bukti nyata tentang gawatnya kemiskinan dan status kesehatan perempuan. Angka putus sekolah anak perempuan setelah sekolah dasar masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki, karena dalam keluarga miskin yang terdorong keluar dari jalur pendidikan formal biasanya adalah anak perempuan terlebih dahulu, dan hal ini mengakibatkan terpusatnya pekerja perempuan di sektor yang rendah pendidikan, rendah ketrampilan dan rendah upah. jumlah perempuan umur 10 tahun ke-atas yang belum atau tidak pernah sekolah dua kali jumlah laki-laki  yang  menggambarkan bahwa kemiskinan masih melekat dan akrab dengan perempuan.
         Kesenjangan yang besar antara tujuan dan kenyataan mengenai persamaan hak atas sumber daya merupakan kondisi sebagian perempuan Indonesia. Rendahnya kualitas hidup perempuan menunjukkan bahwa tingkat melek huruf perempuan lebih rendah, lebih sedikit waktu mereka untuk sekolah dan memperoleh bagian pendapatan hanya 38% untuk perempuan dan 62% diterima laki-laki.
         Ketidaksetaraan peran antara perempuan dan laki-laki dipengaruhi oleh berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat, penafsiran agama, dan konstruksi sosial budaya yang mengatur, hak, kewajiban, tanggung jawab dan persepsi terhadap laki-laki maupun perempuan. Marginalisasi, diskriminasi dan subordinasi terhadap kaum perempuan membuat daya saing perempuan dalam berbagai aspek kehidupan menjadi sangat lemah. Hal ini menyebabkan kondisi perempuan makin memprihatinkan. Angka harapan hidup perempuan meskipun lebih tinggi dari laki-laki tapi angka kematian ibu hamil melahirkan masih tinggi. Kendala ketiadaan akses pada unsur ekonomi, sosial, dan kekuasaan yang dihadapi oleh perempuan miskin menyebabkan terjadinya peningkatan kemiskinan.
         Problem kemiskinan yang menghimpit perempuan pada sisi lain telah memaksa untuk mencari sumber-sumber ekonomi dengan berbagai cara. Misalnya para TKW yang menjalani pekerjaan dengan mempertaruhkan risiko yang memungkinkan mereka direndahkan dan diperlakukan dengan kekerasan, bahkan tidak jarang menemui kematian. Kasus lain adalah perdagangan perempuan .
      Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, pendidikan luar sekolah sendiri dirancang untuk membelajarkan warga agar mempunyai jenis ketrampilan yang dilaksanakan diluar jalur pendidikan formal. Pendidikan non formal pada umumnya dilaksanakan tidak dalam lingkungan fisik sekolah, maka dari itu dapat diidentikkan dengan pendidikan luar sekolah. Tujuan terpenting dari pendidikan non formal adalah program- program yang ditawarkan kepada masyarakat harus sejalan dan terintegrasi dengan program- program pembangunan yang di butuhkan oleh masyarakat banyak.
Dikalangan masyarakat, program- program pendidikan non formal sering dikoordinasikan dan dilaksanakan oleh dinas pendidikan masyarakat, tim penggerak pembinaan, kesejahteraan keluarga atau tim penggerak PKK, pada tingkat kelurahan, dibina oleh para lurah atau kepala desa dan diluar itu organisasi- organisasi wanita seperti darma wanita dalam program bakti sosial, kepada masyarakat seringkali melaksanakan program-program dalam bentuk paket program pendidikan non formal.
         Pemberantasan kemiskinan memerlukan keterlibatan perempuan dalam pembangunan sosial dan ekonomi, kesempatan yang sama dan partisipasi penuh dan adil antara laki-laki dan perempuan sebagai agen pembangunan berkelanjutan. Pemandirian perempuan  merupakan proses peningkatan kapasitas seseorang. Salah satu program pendidikan non formal yaitu bertujuan untuk kemandirian perempuan.
   Agar perempuan bisa mandiri maka diperlukan ketrampilan atau keahlian sehingga dapat membantu perekonomian keluarga, salah satu ketrampilan yang dapat dipelajari oleh kaum perempuan melalui pendidikan non formal yaitu program pelatihan khusus perempuan diantaranya adalah program pelatihan menjahit, kursus kecantikan atau tata rias, kursus memasak, serta bantuan modal simpan pinjam khusus perempuan yang semuanya telah di fasilitasi oleh Negara melalui Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal Regional VI Papua.

Melalui program pendidikan non formal yang ada diharapkan dapat membantu kaum perempuan untuk mendapatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat khususnya kaum perempuan, sehingga mampu diaplikasikan dan nantinya dapat membantu perekonomian keluarga dan mendorong kaum perempuan agar lebih kreatif dan percaya diri dalam kehidupan sosial ekonomi secara mandiri dan berkesinambungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SILABUS KUM